Virtual
reality adalah sebuah teknologi yang memungkinkan seseorang melakukan simulasi
terhadap suatu objek nyata dengan menggunakan komputer yang mampu membangkitkan
suasana tiga dimensi (3-D) sehingga membuat pemakai seolah-olah terlibat secara
fisik. Virtual Reality atau VR tidak hanya mensimulasikan apa yang ingin
disimulasikan seseorang yang diprogramkan di Komputer seperti dunia nyata atau
sesuatu yang lain, tetapi juga menciptakan kemampuan intelegensi dalam dunia
virtual tersebut, dalam bahasan ini mengenai simulai militer dalam angkatan
bersenjata.
Sistem
seperti ini juga dapat digunakan untuk farmasi, arsitek, pekerja medis, dan
bahkan orang awam untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang meniru dunia nyata.
Sebagai contoh, pilot dapat menggunakan sistem virtual reality untuk melakukan
simulasi penerbangan sebelum melakukan penerbangan yang sesungguhnya. Ini
sangat membantu dalam menekan biaya dan sumber daya manusia maupun sumberdaya
alam yang dibutuhkan untuk membantu dalam melakukan hal-hal tertentu. Dalam VR
juga dapat dimasukkan system pembelajaran, karena tidak nyata maka simulasi
dapat dilakukan terus menerus, seperti halnya ketika main game hanya saja
system ini jauh lebih cerdas karena dapat membantu kita mengenali object
virtual dan berinteraksi langsung dengan system, VR dibuat untuk mengenali
sentuhan, gerakan, tekanan,bahasa, dan lain-lain.
VR bisa
disebut gabungan dari beberapa aplikasi AI yang ada yaitu Cognitive
architectures, Games, Motion and manipulation, Natural language processing,
semua yang ada disimulasikan dengan system yang dibuat seperti apa yang
dikenali manusia melalui penglihatan, sentuhan, dan pendengaran.
Peranti
Virtual Reality
Untuk
mewujudkan suasana yang menyerupai dunia nyata, virtual reality menggunakan
peralatan-peralatan yang dinamakan glove, headset, dan walker. Glove adalah
peranti masukan yang dapat menangkap gerakan tangan dan mengirimkan informasi
gerakan ke sistem virtual reality. Headset adalah peranti yang berfungsi untuk
memonitor gerakan kepala. Selain itu, peranti inilah yang memberikan pandangan
lingkungan yang semu kepada pemakai sehingga seolah-olah pemakai melihat dunia
nyata. Walker adalah peralatan yang dimaksudkan untuk memantau gerakan kaki.
Peralatan ini dapat digunakan untuk mengatur kaki pemakai agar merasakan beban
seperti kalau melangkah dalam dunia nyata. Sebagai contoh, kaki akan terasa
berat untuk melangkah ketika pemakai sedang menghadapi dunia semu berupa rawa
atau medan berlumpur.
Cara Kerja
Virtual Reality dalam Bidang Militer
Cara kerja
sistem virtual reality pada prinsipnya adalah seperti berikut, pemakai melihat
suatu dunia semu, yang sebenarnya berupa gambar-gambar yang bersifat dinamis.
Melalui perangkat headphone atau speaker, pemakai dapat mendengar suara yang
realistis. Melalui headset, glove dan walker, semua gerakan pemakai dipantau
oleh sistem dan sistem memberikan reaksi yang sesuai sehingga pemakai
seolahmerasakan sedang berada pada situasi yang nyata, baik secara fisik maupun
secara psikologis.
Dari gambar
diatas kita dapat melihat bagaimana VR diaplikasikan dalam simulasi latihan
militer yang sesungguhnya. Konsep dalam pembangunan VR sebagai artifisial
intellegent terpadu yaitu :
Membangun
Objek 3 Dimensi
seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya, VR dapat dijelaskan secara sederhana seperti
sebuah gama yang dapat kita kendalikan langsung dengan panca indra. Sebuat
lingkungan dan objek 3D dibuat sedetail mungkin sifatnya, bentuk, dan
teksturnya. Seperti senjata misalnya AK47, M16, Sniper Riffle Dragon, kendaraan
berat misalnya tank, pesawat tempur, area latihan, misal hutan, padang pasir,
dalam sebuah gedung dan tentu saja objek manusia sebagai latihan dinamis
seperti musuh misalnya teroris atau sandra dan mungkin kerumunan (crowd) orang
dalam situasi latihan tertentu.
Membangun
AI
kita masih
membicarakan pengolahan grafis, object 3D yang dibuat kemudian dihidupkan
secara dinamis seperti dunia nyata, bagaimana air mengalir, pohon tertiup
angin, bagaimana api membara, bagaimana manusia hidup, bagaimana alam
berbicara. Disini mulai dapat dilihan konsep kecerdasan buatan yang ada dalam
VR, dalam latihan militer tentu yang dibutuhkan adalah peralatan militer, objek
hidup dan bahan pendukung lainnya, misalnya seorang teroris diciptakan
memiliki kemampuan menggunakan senjata, memiliki kepandaian untuk
menyerang tentara dan berusaha (survive) mempertahankan dirinya, ini sebuah
kemampuan yang jauh lebih tinggi dari AI yang diciptakan dalam game perang
misalnya Call of Dutty atau Ranbow Six. AI yang dirancang untuk teroris virtual
ini harus dibuat dengan sangat dinamis, tidak mudah ditebak, memiliki
perhitungan militer seperti tentara yang sesungguhnya. AI tidak dibuat hanya
untuk ini tetapi juga dalam simulasi lainnya seperti latiahn pesawat tempur
atau terjun payung, VR memandu pengguna untuk belajar untuk diterapkan dalam
dunia nyata. VR tidak sekedar sebuat media simulasi tetapi sebuah lingkungan
cerdas untuk membantu kita dalam menyelesaikan masalah karena keterbatasan SDM
dan SDA.
Kontrol AI
Setelah AI
dirancang dalam system virtual, kita membicarakan hardware untuk kontrol dunia
virtual oleh prajurit yang menggunakannya. Sebuah kacamata khusus, headset,
glove dan baju khusus yang memungkinkan pengguna dapat merasakan dirinya ada
dalam dunia simulasi menggunakan panca indranya. Misalnya bagaimana system
membaca gerakan kepala, mata, tangan atau kaki, dan mungkin diciptakan sensor
untuk membaca semua gerak tubuh, untuk mengkondisikan sebuah gerakan yang sama
pada VR.
VRML
VRML
merupakan kepanjangan dari Virtual Reality Modeling Language. VRML sendiri
adalah suatu format komputer yang dapat menjelaskan objek 3 dimensi untuk
digunakan secara online maupun offline. VRML memiliki kemampuan menampilkan
objek 3 dimensi statis maupun dinamis, dan objek multimedia melalui hyperlink
seperti suara, text, gambar dan video. VRML merupakan salah satu system yang
digunakan untuk memodelkan Virtual Reality.
SIMNET
SIMNET
adalah jaringan area luas dengan simulator kendaraan dan menampilkan simulasi
tempur yang real-time: tank, helikopter dan pesawat di medan perang virtual.
SIMNET dikembangkan dan digunakan oleh militer Amerika Serikat. SIMNET dibangun
dimulai pada pertengahan 1980-an, kemudian mulai diterjunakan ke lapangan pada
tahun 1987, dan digunakan untuk pelatihan sampai program penggantinya
datang pada tahun tahun 1990-an.
Peralatan
simulasi interaktif ini sangat mahal, fasilitas pelatihan untuk memproduksinya
juga mahal dan memakan waktu. Pada awal tahun 1980, DARPA memutuskan untuk
menciptakan sebuah sistem prototipe penelitian untuk menyelidiki kelayakan
membuat simulator real-time didistribusikan untuk simulasi pertempuran. SIMNET,
aplikasi yang dihasilkan, untuk membuktikan baik atau kelayakan dan
efektivitas suatu proyek (Pimental dan Blau 1994).
Pelatihan
menggunakan peralatan yang sebenarnya sangat mahal dan berbahaya. Simnet dapat
digunakan dengan jarak jauh secara bersamaan, misalnya latihan antar Negara,
mampu mensimulasikan skenario perang tertentu, sangat mengurangi biaya
pelatihan dan risiko cedera pribadi (Rheingold 1992). Network SIMNET awalnya
dijalankan kecepatan sekitar 56 kbit / s jalur dial-up, menggunakan prosesor
paralel untuk kompres paket melalui link data. Lalu lintas ini tidak hanya
berisi data kendaraan, tetapi suara juga terkompresi.
SIMNET
dikembangkan oleh tiga perusahaan: Delta Graphics, Inc; Perceptronics, Inc; dan
Bolt, Beranek dan Newman (BBN), Inc SIMNET simulator, faktor personil dan tim
manufaktur dirancang, dikembangkan dan dibangun lebih dari 300 penuh awak
simulator, mengintegrasikan kontrol, sistem suara dan sistem visual ke system
simulator khusus, mereka juga menginstal simulator di sejumlah fasilitas di
Amerika Serikat dan Jerman, melatih operator dan didukung sistem untuk beberapa
tahun.
Selain
jaringan, tantangan mendasar kedua di SIMNET saat dikandung adalah
ketidakmampuan sistem grafis untuk menangani sejumlah besar model yang
bergerak. Sebagai contoh, simulator penerbangan paling kontemporer digunakan
Partisi Ruang Biner yang efektif untuk lingkungan komputasi diperbaiki sejak
urutan tampilan poligon (yaitu, koherensi kedalaman) dapat pra-dihitung.
Sementara cocok untuk simulator penerbangan, yang sebagian besar memiliki sudut
pandang tetap di atas permukaan bumi, teknik ini tidak efektif dekat tanah, di
mana urutan yang overlay poligon setiap perubahan lain dengan lokasi titik
pandang.
SIMNET
secara aktif digunakan oleh Angkatan Darat AS untuk pelatihan terutama di Fort
Benning, Fort Rucker, dan Fort Knox. Lokasi sementara dan permanen tambahan di
Fort Leavenworth dan Grafenwoehr, Jerman. Tindak-on protokol untuk SIMNET
disebut Simulasi Interaktif Didistribusikan; Angkatan Darat AS utama tindak
program adalah Trainer Tempur Tutup Taktis (CCTT). Para SIMNET-D (Pembangunan)
program yang digunakan sistem simulasi yang dikembangkan dalam program SIMNET
untuk melakukan eksperimen dalam sistem senjata, konsep, dan taktik. Ini menjadi
Simulasi Demonstrasi Advanced Technology (ADST) program. Ini mendorong
penciptaan Labs Pertempuran di Angkatan Darat AS, termasuk testbed Warfare
Mounted di Ft Knox, Ky, Pertempuran Soldier Lab di Ft Benning, GA, yang Manuver
Udara Lab Pertempuran di Ft Rucker, AL, Pertempuran Kebakaran Lab di ft Sill,
OK.
Dampak
Negative VR
Semua hal di
dunia ini pasti memiliki kekurangan, entah dalam sesuatu itu sendiri atau
penggunaannya, VR dapat digunakan untuk mensimulasikan apapun dengan
menciptakan objek 3D di dalamnya, bahkan terpikir ide untuk menciptakan sistem
virtual dengan konten pornografi, ide yang cukup gila tapi sangat mungkin,
banyak kemungkinan – kemunginan lainnya tentu. VR merupakan simulasi yang
membawa efek melalui psikologis pemakainya, mereka dapat terjebak dalam system
VR itu sendiri walaupun dalam dunia game ini akan menjadi sangat menarik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar